Senin, 23 Maret 2020

Siro Jumat, 20 Maret 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Biasa Pekan Prapaskah III

Bacaan Injil
Mrk 12:28b-34

Tuhan Allahmu itu Tuhan yang esa, kasihilah Dia dengan segenap jiwamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Sekali peristiwa datanglah seorang ahli Taurat kepada Yesus
dan bertanya kepada-Nya,
"Perintah manakah yang paling utama?"
Jawab Yesus, "Perintah yang paling utama ialah: 
Dengarlah, hai orang Israel, 
Tuhan Allah kita itu Tuhan yang esa.
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati,
dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi,
dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan perintah yang kedua ialah: 
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 
Tidak ada perintah lain yang lebih utama 
daripada kedua hukum ini."
Berkatalah ahli Taurat itu kepada Yesus,
"Guru, tepat sekali apa yang Kaukatakan,
bahwa Dia itu esa, dan bahwa tidak ada allah lain kecuali Dia.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati,
dengan segenap pengertian, dan dengan segenap kekuatan, 
serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri 
jauh lebih utama dari pada semua kurban bakar dan persembahan."
Yesus melihat betapa bijaksana jawaban orang itu. 
Maka Ia berkata kepadanya,
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" 
Dan tak seorang pun berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Jumat, 20 Maret 2020                                                                                                                       
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Cinta Kepada Tuhan Harus Diwujud-nyatakan Lewat Sesama!
Markus 12: 28b- 34

Saudara-saudari… Pada suatu sore, seorang suster membagi pengalamannya sewaktu dia berlibur di kampung halamannya. Keluarganya sangat senang menyambut dia. Pada waktu malam pergantian tahun lama ke tahun baru, mereka duduk berdoa menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan atas tahun lama yang sebentar lagi mereka lewati dan menyambut tahun baru yang tidak diketahui apa yang akan terjadi. Sesudah doa mereka bersukaria. Mereka semua rasakan hangatnya kasih antara mereka. Besok sorenya sekitar jam 6, seorang pemuda, saudara sepupu dari suster datang. Bapa dari suster memberi dia uang untuk beli satu kerat bir. Sewaktu satu kerat bir datang, suster menyuruh sepupunya minum di tempat lain, bukan di rumah kediaman mereka karena suster tahu bahwa sepupunya biasa mabuk dan sewaktu dia mabuk sering beradu argumentasi dengan orang lain dan selanjutnya terjadi perkelaian. Sepupunya setuju. Sewaktu sepupunya pergi, teman-teman dari sepupunya, yang semuanya sudah mabuk mencegat dia, dan bertanya, dia mau ke mana? Sepupu suster dengan polos katakan bahwa suster tidak mengizinkan dia untuk minum di rumah. Mendengar perkataan itu, mereka yang sudah mabuk mencari suster dan mau membunuh suster. Sambil berjalan menuju rumah orangtua suster, pemuda-pemuda itu teriak memanggil suster, melempari batu ke rumah orangtua suster. Kejadian itu terjadi sekitar jam 7 malam. Karena merasa takut, suster lari sekuat tenaga ke hutan, dan sembunyikan dirinya di hutan selama beberapa jam. Sekitar jam 11 malam ia kembali lagi ke rumah. Malam itu juga suster dihantar oleh saudaranya ke kampung tetangga karena pemabuk tetap mencari suster. Sepanjang malam suster berdoa meminta bantuan Tuhan agar pemuda-pemuda yang mabuk itu kembali sadar bahwa apa yang sedang mereka perbuat sungguh tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Besoknya suster kembali ke rumah orangtuanya dan mengajak orangtuanya untuk sama-sama berdoa untuk pemuda-pemuda yang selalu mabuk itu agar bertobat. Sejak kejadian itu sampai suster kembali lagi ke biara, dia tidak pernah bertemu mereka lagi. Mereka sudah serahkan uang kepada orangtua suster sebagai tanda ucapan maaf. Orangtua menyerahkan uang itu kepada suster tetapi suster meminta orangtua untuk serahkan uang itu kepada pastor, meminta pastor mendoakan mereka agar betul bertobat. Menurut ceritera orangtua suster, bahwa pemuda-pemuda itu sudah bertobat dan tidak mabuk lagi. 
Saudara-saudari…Apa yang dilakukan suster ini adalah salah satu bentuk dari perwujudan hukum cinta kasih. Suster yang hidup hariannya selalu berkomunikasi dengan Tuhan, pikirannya selalu fokus pada Tuhan, hatinya selalu merasa dekat dengan Tuhan, dan selalu merasakan kekuatan dari Tuhan. Semua pengalaman kedekatannya dengan Tuhan itu sudah menjadi inspirasi baginya untuk mengampuni pemuda-pemuda yang berniat buruk ke atasnya. Dia sungguh berdoa untuk mereka agar mereka bertobat. Itulah perwujudan hukum cinta kasih. Bahwa dia mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan dengan segenap kekuatannya. Rencana buruk dari beberapa pemuda itu dibalasnya dengan kasih; dibalasnya dengan doa; dibalasnya dengan mempersembahkan misa khusus untuk mereka agar bertobat dan merobah sikap sesuai dengan kehendak Allah. Selain suster mencintai Tuhan, dia juga sudah mencintai sesamanya. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga sudah menghayati dan mengamalkan hukum cintakasih lewat mencintai saudara-saudari kita yang berbuat jahat kepada kita?  

Marilah saudara-saudari… Mencintai Tuhan baru akan mempunyai arti kalau kita bisa wujud-nyatakan cintai itu lewat saudara - saudari kita, secara khusus kepada mereka yang selalu menyakiti kita.  Mungkin hal itu terasa berat, tetapi kalau kita jalankan itu bersama Kristus, yang sudah disalibkan dan dari salib Dia mengampuni mereka yang bersalah kepadaNya, pasti kita pun akan berhasil. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan kita agar kita sanggup melayani sesama, secara khusus mereka yang menyakiti kita dengan demikian kita pun sanggup mewujud-nyatakan hukum cinta kasih itu lewat saudara-saudari kita.

Kita meminta Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: