Rabu, 04 Maret 2020

Siro Jumat , 28 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Jumat Sesudah Rabu Abu

Bacaan Injil
Mat 9:14-15

Mempelai itu akan diambil dari mereka, 
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata,
"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, 
tetapi murid-murid-Mu tidak?"
Jawab Yesus kepada mereka, 
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita 
selama mempelai itu bersama mereka? 
Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka,
dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Jumat, 28 Februari 2020                                                                                                                      
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bersama Tuhan Kita Alami Kekuatan Dan Rasa Damai!

Matius 9: 14 -15

Saudara-saudari… Dalam ajaran agama Yahudi, ada tiga hal penting yang harus selalu dijalankan oleh setiap umat Yahudi, yaitu memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Tidak menjalankan ketiga hal ini berarti orangnya tidak menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya.

Hari ini kita mendengar bahwa murid Yohanes datang kepada Yesus dan bertanya kepadaNya: “Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang, mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Dari jawabannya ini, Yesus membandingkan diri-Nya sebagai mempelai laki-laki yang lagi dalam situasi sukacita dan penuh kebahagiaan.  Karena Dia lagi dalam situasi bahagia maka para muridNya pun sudah seharusnya ada dalam situasi bahagia. Dengan ini, secara tidak langsung Yesus mau katakan kepada orang yang bertanya bahwa  para muridNya tidak harus berdukacita karena Dia masih ada bersama mereka. Mereka harus bersukacita karena Tuhan selalu ada bersama mereka. 
Saudara-saudari… Pada hari ini Yesus secara tidak langsung mau mengingatkan kita bahwa: 

1) Barangsiapa selalu bersama Yesus Kristus akan alami rasa bahagia dan penuh sukacita. Saya ingat seorang pastor tua yang begitu positip dalam hidupnya. Ia kelihatannya selalu bahagia. Walapun secara fisik ia sakit, tetapi selalu kelihatan dan ceriah. Satu Bruder tua juga demikian, selama beberapa hari dia tidak makan, ia hanya minum. Sewaktu ditanya apakah dia sakit, dengan penuh semangat dia berkata: “saya tidak sakit, saya hanya butuh istirahat.” Ia selalu hadir pada jam doa, Misa dan selalu ada kemauan untuk kerja. Kita bisa merasakan bahwa Tuhan sungguh hadir dalam dirinya.

2) Yesus juga mau mengingatkan kita, bahwa sukacita di dunia ini bersifat sangat sementara. Ada saatnya kita bersukacita, ada saatnya kita berdukacita. Yesus berkata: “Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.” Itu berarti di saat kita menjauh dari Tuhan, jatuh dalam dosa, kita tidak lagi merasakan kehadiran Kristus dalam diri kita. Untuk itu kita butuh pertobatan dan mohon ampun atas segala dosa kita agar kita bisa merasakan lagi kedekatan kita dengan Tuhan. Menjalankan Puasa adalah salah satu latihan rohani untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Kita kosongkan diri dari pikiran duniawi dan berdoa memohon pada Tuhan agar mencurahkan Roh KudusNya ke atas kita, mengisi kekosongan hati kita agar kita kembali merasakan kehangatan cinta Tuhan. 

3) Yesus mau mengingatkan kita, bahwa selama mengikuti jejak Yesus Kristus di dunia ini, kita akan selalu alami suka-duka. Yesus sendiri sudah mengingatkan para murid-Nya bahwa barangsiapa mau mengikuti Dia, dia harus siap memikul salibnya sendiri. Jadi untuk menjadi pengikut Kristus,  kita tidak hanya akan alami sukacita, tetapi juga dukacita. Tetapi kalau kita selalu merasakan kehadiran Tuhan, walaupun secara fisik kita dianiaya, maka sudah pasti rasa sukacita kita akan Kristus tetap kita alami. Kita ingat pengalaman hidup para martir. Walaupun secara fisik mereka disiksa, tetapi semangat iman mereka tidak pernah sirna. St. Stefanus, martir pertama misalnya, di saat ia dirajam, ia tetap memuji Tuhan. Sepertinya ia tidak merasakan batu-batu yang dilemparkan ke tubuhnya.

Marilah saudara-saudari… Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan iman kita agar kita pun selalu merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, baik di waktu suka maupun duka. Bersama Kristus kita akan selalu alami kekuatan dan rasa bahagia.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen

Tidak ada komentar: