Rabu, 11 Maret 2020

Siro Sabtu, 07 Maret 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah I
PW S. Perpetua dan Felisitas, Martir

Bacaan Injil
Mat 5:43-48

Haruslah kamu sempurna, sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
"Kamu telah mendengar firman: 
Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
Kasihilah musuh-musuhmu,
dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Karena dengan demikian
kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. 
Sebab Ia membuat matahari-Nya terbit
bagi orang yang jahat dan bagi orang yang baik pula,
hujan pun diturunkan-Nya
bagi orang yang benar dan juga orang yang tidak benar.
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, 
apakah upahmu? 
Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, 
apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? 
Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, 
sebagaimana Bapamu yang di surga sempurna adanya."

Demikianlah Injil Tuhan.
===================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Sabtu, 07 Maret 2020                                                                                                                              RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Mengasihi Musuh Pasti Bisa!
(Matius 5: 43 - 48)

Saudara-saudari…Ajaran Kristus kepada para muridNya, termasuk kita, hari ini sungguh sangat berat dan menantang. Dia meminta para muridNya untuk mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya mereka. Satu ajaran yang bertentangan dengan naluri kemanusiaan kita. Kecendrungan kemanusiaan kita adalah selalu berusaha menjaga diri dan melawan kalau ada orang memperlakukan kita secara tidak adil.

Hari ini Yesus tampil menyampaikan satu ajaran baru: mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya kita.
  
Pertanyaan kita:  Apakah kasih yang kita tunjukkan kepada musuh kita sama dengan kasih yang kita tunjukkan kepada orangtua dan saudara-saudari kandung kita?  Jawabannya tidak sama. Cinta kepada orangtua dan saudara - saudari kita sudah ada sejak kita dilahirkan. Perasaan cinta kita kepada orangtua mengalir bersama darah yang berada di dalam diri kita. Karena itu, ke mana pun kita pergi atau berada entah dekat atau jauh, cinta itu tetap mengalir dalam diri kita. Sementara perintah Yesus untuk mengasihi musuh adalah cinta karena dorongan kehendak baik. Cinta melampaui kecenderungan alamia manusia, di mana naluri untuk membalas kejahatan dengan kejahatan dialihkan menjadi kejahatan dibalas dengan kebaikan. Cinta yang diajarkan oleh Yesus Kristus ini tidaklah mudah untuk diamalkan tetapi bukan berarti tidak mungkin tidak bisa diamalkan. Segalanya mungkin berkat bantuan Tuhan yang sudah memberi kita contoh yang menarik, pengampunan dari salib!  Cinta yang diajarkan Yesus Kristus ini kita sebut Agape. Cinta agape inilah yang sudah diamalkan oleh Yesus Kristus dalam hidup-Nya. Dia tetap mengasihi musuh-Nya yang menyalibkan Dia. Dia tetap mendoakan mereka yang memaku dan menombak Dia di kayu salib. Cinta agape ini sangat membutuh kekuatan kehendak yang baik dan hati yang penuh belaskasihan. Tanpa kehendak baik dan hati yang penuh belaskasihan maka cinta agape ini tidak bisa diwujudkan. 

Saudara-saudari… Begitu banyak santu dan santa yang sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Kristus ini: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”  Saya yakin kita semua masih ingat apa yang dibuat oleh Paus Yohanes Paulus Kedua sesudah ia sembuh dari sakitnya karena ditembak. Ia sendiri ke penjara menemui orang yang menembaknya. Ia mendoakan dan mengampuni penembaknya. Santu Yohanes Paulus kedua tidak menghendaki agar penembaknya itu hidup dalam kegelapan dosa. Ia menghendaki agar dia bertobat dan merobah cara hidupnya. 

Saudara-saudari… Sungguh mengasihi musuh tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Kita butuh kehendak yang sangat kuat dan hati yang penuh kasih agar orang lain bisa berubah sikap. Kita butuh bantuan Tuhan, bantuan Yesus yang sudah mengajar kita untuk menjalankan dan mengamalkan cinta agape ini. Saya percaya, berkat bantuannya dan bersama Dia kita bisa menjalankan cinta agape ini. 

Marilah saudara-saudari…Kita berdoa semoga Tuhan selalu menguatkan kehendak dan cinta agape kita agar bertumbuh kembang dalam diri kita, dan semoga kita selalu sanggup mengasihi musuh dan berdoa untuk orang yang selalu menyakiti kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita!  Amen.

Tidak ada komentar: