Rabu, 18 Maret 2020

Siro Selasa , 17 Maret 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah III
PF S. Patrick, Uskup

Bacaan Injil
Mat 18:21-35

Jika kamu tidak mau mengampuni saudaramu, Bapa pun tidak akan mengampuni kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa, Petrus datang kepada Yesus dan berkata, 
"Tuhan, sampai berapa kalikah aku harus mengampuni saudaraku 
jika ia berbuat dosa terhadap aku? 
Sampai tujuh kali?"
Yesus berkata kepadanya, "Bukan! 
Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, 
melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja 
yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.
Ketika ia mulai mengadakan perhitungan itu, 
dihadapkanlah kepadanya seorang 
yang berhutang sepuluh ribu talenta.
Tetapi karena orang itu tidak mampu melunasi hutangnya, 
raja itu memerintahkan 
supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya 
untuk membayar hutangnya.
Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: 
Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.
Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, 
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi ketika hamba itu keluar, 
ia bertemu dengan seorang hamba lain 
yang berhutang seratus dinar kepadanya. 
Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, 
katanya: Bayar hutangmu!
Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: 
Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara 
sampai dilunaskan segala hutang itu.
Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih 
lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.
Maka raja itu menyuruh memanggil hamba pertama tadi
dan berkata kepadanya: 
Hai hamba yang jahat!
Seluruh hutangmu telah kuhapuskan 
karena engkau memohonnya kepadaku.
Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu 
seperti aku telah mengasihi engkau?
Maka marahlah tuannya itu 
dan menyerahkan dia kepada algojo-algojo, 
sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Demikianlah Bapa-Ku yang di surga akan berbuat terhadap kamu, 
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu 
dengan segenap hatimu."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                      Selasa, 17 Maret 2020                                                                                                                            RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Arti Sebuah Pengampunan!

(Matius 18:21- 35)

Saudara-saudari… Kisah Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang teman, sebut saja namanya Mikael, yang pernah berselisih dengan temannya, yang bernama Bernard. Mikael merasa dirinya dihina oleh Bernard. Sejak kejadian itu, Mikael tidak mau berdamai dengan Bernard. Tetapi sesudah diproses secara psikologis, Mikael dengan senang hati menerima Bernard dan memaafkan dia. 
Apa yang mendorong Mikael supaya berdamai dengan Bernard? Mikael sadar akan pentingnya pengampunan. Sebelum mengampuni Bernard, Mikael selalu dihantui oleh pikiran negatip, seperti keinginan untuk membalas dendam, pikirannya selalu tidak focus; tidur dan gairah makan pun selalu terganggu; tidak bisa berdoa dengan baik. Tetapi sesudah memaafkan Bernard, Mikael bisa tidur nyaman, gairah makan baik kembali, bisa berdoa dengan baik, bisa focus dalam mengerjakan sesuatu, badan dan pikiran terasa ringan. 
Saudara-saudari… Orang yang berutang sepuluh ribu talenta dalam Injil hari ini sudah diampuni oleh rajanya. Semua utangnya dihapus, karena tuannya sangat berbelaskasihan kepadanya. Tetapi sayangnya, ia tidak berbelaskasihan kepada orang yang berutang padanya, yang nilanya sangat sedikit, 100 dinar. Mengapa dia tidak berbelaskasihan dan tidak mengampuni orang yang berutang padanya? Alasannya karena dia tidak menghayati dan mengamalkan nilai pengampunan yang sudah diterima dari rajanya; pengampunan dari sang raja tidak dilihatnya sebagai bukti kasih sayang dari sang raja kepadanya; pengampunan yang diterimanya, tidak dilihatnya sebagai kedaulatan sang raja, bahwa raja punya kuasa dan ororitas memberi pengampunan. Pengampunan dari sang raja dilihatnya hanya sebagai satu pembebasan lahiriah, tetapi bukan sebagai satu ajakan, dorongan dan inspirasi untuk melakukan yang sama kepada orang yang punya piutang kepadanya. Sungguh satu tanggapan yang sangat negatip akan kebaikan raja. 

Bagaiamana dengan kita? Pernahkah kita diampuni oleh sesama kita? Bagaimana perasaan bathin kita di saat kita diampuni?  Apakah pengampunan yang sudah kita terima sudah menjadi inspirasi bagi kita untuk mengampuni sesama yang bersalah pada kita? Atau kita masih merasa jengkel dengan orang yang menyakiti hati kita? Bagaimana perasaan bathin kita di saat kita tidak memberi pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita?

Marilah saudara-saudari… Hayati dan amalkanlah nilai pengampunan dalam hidup harian kita. Pengampunan yang kita terima sudah seharusnya menjadi inspirasi bagi kita untuk mengampuni sesama. Kalau pengampunan itu tidak dilihat sebagai satu tanda kasih Allah, yang seharusnya kita teruskan, tetapi tidak dihayati dan amalkan, maka cepat atau lambat kita akan mendapat malapetaka berat bagi kita. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita akan pentingnya nilai pengampunan dan semoga kita selalu menghayati dan mengamalkan pengampunan itu dalam hidup harian kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: