Rabu, 11 Maret 2020

Siro Seasa, 10 Maret 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah II

Bacaan Injil
Mat 23:1-12

Mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa berkatalah Yesus
kepada orang banyak dan murid-murid-Nya, 
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi 
telah menduduki kursi Musa.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu 
yang mereka ajarkan kepadamu, 
tetapi janganlah kamu turuti perbuatan mereka, 
karena mereka mengajarkan, tetapi tidak melakukannya.
Mereka mengikat-ingat beban berat, 
lalu meletakkannya di atas bahu orang, 
tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
Semua pekerjaan yang mereka lakukan 
hanya dimaksud supaya dilihat orang. 
Mereka memakai tali sembahyang yang lebar 
dan jumbai yang panjang;
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan 
dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar 
dan suka dipanggil Rabi.
Tetapi kamu, janganlah suka disebut Rabi; 
karena hanya satu Rabimu, dan kamu semua adalah saudara.
Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, 
karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
Janganlah pula kamu disebut pemimpin, 
karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Kristus.
Siapa pun yang terbesar di antara kamu, 
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan,
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah Injil Tuhan.
==================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                        Selasa, 10 Maret 2020                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Ikutilah Gaya Kepemimpinan Kristus!
(Matius 23: 1 - 12)

Saudara-saudari… Hari ini Yesus menantang kita untuk tunjukkan sikap yang baik kepada sesama, entah lewat kata dan perbuatan. Kata dan perbuatan haruslah sejalan. 
Sasaran dari ajarannya hari ini sesungguhnya kepada para pemimpin. Menjadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang berkata benar dan bersikap jujur. Yesus membedakan pemimpin yang benar dan pemimpin yang tidak benar. 
Pemimpin yang benar bisa diketahui lewat gaya dan cara hidupnya. Gaya hidup pemimpin yang benar dan jujur selalu diilhami oleh apa yang dikatakannya. Kata dan perbuatannya selalu sejalan. Dia selalu promosikan kebenaran dan kejujuran. Pandangannya pun sangat luas. Dia selalu berpikir positip dan terbuka menerima masukan yang bersifat membangun. Pemimpin yang benar selalu rendah hati, tetapi terkadang menjadi sangat vocal dan berani demi membela kebenaran dan keadilan. Pemimpin yang benar selalu utamakan pelayanan dan kepentingan banyak orang, kemudiankan kepentingan diri sendiri. Pemimpin yang benar selalu bertanggungjawab akan tugas panggilannya. 
Sebaliknya pemimpin yang tidak benar senang menabur janji-janji muluk tetapi pelaksanaannya tidak ada. Pemimpin yang tidak benar lebih mengutamakan kepentingan diri daripada kepentingan umum. Pemimpin yang tidak benar selalu merasa hebat dengan statusnya sebagai pemimpin dan selalu mau dilayani. Pemimpin yang tidak benar selalu senang dihormati dan namanya mau dikenang selalu. 

Saudara-saudari… Hari ini Yesus mengingatkan para muridNya, katanya:  “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarankan kepadamu, tetapi jangalah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak menyentuhnya.” 
Menduduki kursi Musa berarti sudah menjadi pemimpin. Yesus tahu bahwa Ahli Taurat punya otorita untuk mengajar. Tetapi kasihannya bahwa apa yang diajarkannya tidak dihayati. 

Saudara-saudari…. Kita semua boleh dianggap pemimpin sesuai dengan panggilan dan status kita. Sebagai Pastor saya adalah pemimpin bagi umatku; sebagai suami dalam keluarga anda adalah pemimpin keluarga; dan lain-lain. Apakah kita sudah dan selalu menghayati dan menjalankan gaya kepemimpinan Kristus yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain atau lebih mempromosikan diri sendiri? Satu refleksi yang menarik dan baik di masa Prapaska. Satu kesempatan baik untuk kembali menata diri. Kalau kita selalu mengikuti gaya kepemimpinan Yesus Kristus, bersyukurlah dan silahkan diteruskan, tetapi kalau kita sering utamakan diri sendiri, maka marilah kita memperbaiki diri dan ikutilah gaya kepemimpin Kristus yang selalu rendah hati dan promosikan kepentingan banyak orang. 

Kita berdoa semoga sebagai pengikut Kristus kita selalu promosikan gaya kepemimpinan Yesus Kristus yang selalu promosikan kebenaran dan kejujuran; wujud-nyatakan apa yang dibicarakan dalam kehidupan harian. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: