Rabu, 04 Maret 2020

Siro Rabu, 26 February 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Rabu Abu

Bacaan Injil
Mat 6:1-6.16-18

Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjar engkau.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya,
"Hati-hatilah,
jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang 
supaya dilihat.
Karena jika demikian, 
kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Jadi, apabila engkau memberi sedekah, 
janganlah engkau mencanangkan hal itu, 
seperti yang dilakukan orang munafik 
di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, 
supaya mereka dipuji orang. 
Aku berkata kepadamu: 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jika engkau memberi sedekah, 
janganlah diketahui tangan kirimu 
apa yang diperbuat tangan kananmu.
Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. 
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi 
akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. 
Mereka suka mengucapkan doanya 
dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat 
dan pada tikungan-tikungan jalan raya, 
supaya mereka dilihat orang. 
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi jika engkau berdoa, 
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, 
dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. 
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi 
akan membalasnya kepadamu.
Dan apabila kamu berpuasa, 
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. 
Mereka mengubah air mukanya, 
supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. 
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.'
Tetapi apabila engkau berpuasa, 
minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, 
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. 
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi 
akan membalasnya kepadamu."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Rabu Abu 26 Februari 2020                                                                                                              

RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!
(Matius 6: 1-6.16-18 )

Saudara-saudari…. Selamat memasuki Masa Puasa. Hari Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk memperingati sengsara, wafat dan Kebangkitan Kristus. 
Mungkin ada yang bertanya, mengapa pembukaan Prapaska jatuh pada hari Rabu bukan pada hari lain? Alasannya karena hari ke-40 sebelum hari Paska jatuhnya tepat pada hari Rabu tanpa menghitung hari Minggu. Hari ini Rabu tanggal 26 Februari, 40 hari dari sekarang, tanpa menghitung empat hari Minggu, kita akan merayakan hari Raya Paska, yang jatuhnya pada tanggal 12 April. 
Mengapa 40 hari, bukan 30 hari? Masa Prapaskah berlangsung selama 40 hari karena selama 40 hari itulah Yesus berpuasa di padang gurun, saat Dia menolak godaan iblis. Jadi kita mengikuti masa puasanya Yesus Kristus. 

Saudara – saudari, pada hari Rabu Abu ini kita menerima abu di dahi kita? Itu berarti kita dengan sadar memikirkan relasi kita dengan Tuhan; dengan sadar kita mengingat kembali akan dosa-dosa yang kita buat; serta dengan sadar pula kita memohon bantuan Tuhan untuk mengampuni dosa kita.  Selain itu, sewaktu kita menerima abu di dahi kita, kita juga harus selalu sadar bahwa tubuh kita berasal dari abu dan di saat Tuhan memanggil kita kembali kepadaNya, tubuh kita akan kembali ke abu sementara roh, yang menghidupkan tubuh kita yang berasal dari Tuhan, akan kembali kepada pemilikNya, yaitu Tuhan. 

Saudara-saudari… Apa yang kita buat pada awal masa Prapaska ini, yaitu bertobat, mengingatkan kita akan apa yang dibuat oleh Ayub yang bertobat dalam debu dan abu; atau Nabi Yehezkiel yang menyeruhkan pertobatan kepada Israel dengan menaruh abu di atas kepala dan berguling dalam debu (Yeheskiel 27:30) atau Raja Niniwe, yang setelah mendengar nubuat penghukuman yang disampaikan Yunus, menyesal dan duduk di atas debu. Dengan ini kita boleh katakan bahwa pertobatan itu selalu terjadi dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi. 

Saudara-saudari… perayaan Rabu Abu hari ini mengingatkan kita bahwa: 1) kita samasekali tidak punya arti di hadapan Tuhan, tetapi Tuhan sangat mencintai kita; 2) Debu dan Abu adalah symbol hancurnya hati dan diri kita. Dosa yang kita lakukan akan menghancurkan hidup kita, tetapi di saat kita bertobat dan memohon ampun pada Tuhan, kita akan kembali disapa anak Allah. 3) Di saat kita melihat sesama kita menerima abu, di saat yang sama pula kita sadar bahwa kita semua melalui proses yang sama, bahwa kita berasal dari debu dan akan kembali ke debu. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk sombongkan diri di hadapan sesama dan menganggap diri lebih hebat dari yang lain. Lewat perayaan hari ini kita diajar untuk saling menghargai dan rendah hati kepada sesama.
Saudara-saudari… Pada masa Puasa ini kita juga diajak untuk memberi sedekah secara tulus kepada orang yang sangat membutuhkan bantuan tanpa memproklamirkannya kepada umum; kita juga diajak untuk berpuasa, artinya mengosongkan diri dan mengendalikan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan membiarkan Roh Tuhan menguasai hidup kita. Dalam masa Puasa ini, kita diingatkan untuk lebih banyak berdoa, mendekatkan diri pada Tuhan agar kita semakin mengalami Tuhan. 

Kita berdoa semoga Puasa dan Pantang yang sebentar lagi kita jalankan dalam masa Prapaska ini membuahkan hasil yang membahagiakan sehingga di saat kita merayakan Paska Kristus nanti, kita boleh alami sukacita yang sangat luar biasa. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: