Senin, 23 Maret 2020

Siro Minggu, 22 Maret 2020

Bacaan Liturgi

Hari Minggu Prapaskah IV

Bacaan Injil
Yoh 9:1-41

Orang itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Sekali peristiwa, 
ketika Yesus sedang berjalan lewat, 
Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. 
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, 
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa, 
orang ini sendiri atau orang tuanya, 
sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus, 
"Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, 
tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, 
selama masih siang. 
Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja.
Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Sesudah mengatakan semua itu, 
Yesus meludah ke tanah, 
dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, 
lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
dan berkata kepadanya, 
"Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam." 
Siloam artinya: "Yang diutus." 
Maka pergilah orang itu. 
Ia membasuh dirinya, 
lalu kembali dengan matanya sudah melek.
Maka tetangga-tetangganya, 
dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, 
"Bukankah dia ini yang selalu mengemis?"
Ada yang berkata, "Benar, dialah ini!" 
Ada pula yang berkata, 
"Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." 
Orang itu sendiri berkata, "Benar, akulah dia."
Kata mereka kepadanya, "Bagaimana matamu menjadi melek?"
Jawabnya, "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, 
mengoleskannya pada mataku, 
dan berkata kepadaku: 
Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. 
Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, 
aku dapat melihat."
Lalu mereka berkata kepadanya, "Di manakah Dia?" 
Jawabnya, "Aku tidak tahu."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu 
kepada orang-orang Farisi.
Adapun hari 
waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, 
adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, 
bagaimana matanya menjadi melek. 
Jawabnya, "Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, 
lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat."
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, 
"Orang ini tidak datang dari Allah, 
sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." 
Sebagian pula berkata, 
"Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?" 
Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, 
"Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, 
apakah katamu tentang Dia?" 
Jawabnya, "Ia seorang nabi!"
Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, 
bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat. 
Maka mereka memanggil orangtuanya, dan bertanya kepada mereka, 
"Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? 
Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?"
Jawab orangtua itu, 
"Yang kami tahu dia ini anak kami, 
dan ia memang lahir buta. 
Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; 
dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. 
Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa; 
ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri."
Orangtuanya berkata demikian, 
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, 
sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat 
bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias, 
akan dikucilkan.
Itulah sebabnya maka orangtua itu berkata, 
"Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, 
dan berkata kepadanya, 
"Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: 
Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
Jawabnya, "Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! 
Tetapi satu hal yang aku tahu, 
yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat."
Kata mereka kepadanya, 
"Apakah yang diperbuat-Nya padamu? 
Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?"
Jawabnya, "Telah kukatakan kepadamu, 
dan kamu tidak mendengarkannya. 
Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? 
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek,  orang-orang Farisi berkata kepadanya, 
"Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa.
Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, 
tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang."
Jawab orang itu kepada mereka, 
"Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, 
padahal Ia telah memelekkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, 
melainkan orang-orang yang saleh 
dan yang melakukan kehendak-Nya.
Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, 
bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, 
Ia tidak dapat berbuat apa-apa."
Jawab mereka, 
"Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, 
dan engkau hendak mengajar kami?" 
Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir ke luar oleh orang-orang Farisi. 
Maka, ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, 
"Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
Jawabnya, "Siapakah Dia, Tuhan? 
Supaya aku percaya kepada-Nya."
Kata Yesus kepadanya, "Engkau bukan saja melihat Dia! 
Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!"
Kata orang itu, "Aku percaya, Tuhan!" 
Lalu ia sujud menyembah Yesus. 
Kata Yesus, "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, 
supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, 
dan supaya yang dapat melihat menjadi buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi 
yang berada di situ, 
dan mereka berkata kepada Yesus, 
"Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?"
Jawab Yesus kepada mereka, 
"Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. 
Tetapi karena kamu berkata 'Kami melihat', 
maka tetaplah dosamu."

Demikianlah Injil Tuhan.

====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Minggu, 22 Maret 2020                                                                                                                         
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Yesus Kristus Adalah Terang Dunia
(Yohanes 9: 1 - 41)

Saudara-saudari… Kebanyakan orang berpikir, bahwa kalau mengalami sesuatu yang buruk langsung dikaitkan dengan apa yang sudah dibuatnya dan memandang Tuhan dalam pengalaman itu sebagai pribadi yang mengutuknya. Benarkah demikian? 

Hari ini kita juga mendengar komentar yang sama langsung dari mulut para murid Yesus sewaktu mereka melihat orang buta sejak lahir. Kata mereka kepada Yesus: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya?” Mereka berpikir bahwa kebutaannya adalah akibat dari dosa, entah dosa pribadi atau dosa orang tua. Pengalaman buruk selalu dikaitkan sebagai akibat dosa. Benarkah demikian?

Hari ini kita mendengar langsung dari mulut Yesus, apa kata Yesus tentang hal itu. Yesus berkata, bahwa bukan karena dosanya dan bukan juga dosa orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Itu berarti dosa pribadi atau dosa orangtua bukanlah penyebab keabnormalan kita. Sebaliknya, dalam keabnormalan kita kuasa Tuhan akan bekerja. Tuhan yang menciptakan kita dan Dia punya rencana ke atas diri kita masing-masing.

Saudara-saudari… Yesus Kristus adalah Terang dunia. Sebagai Terang dunia, Dia menghendaki agar dunia melihat terang-Nya. Apakah kita bersedia menerima terang-Nya? Percayakah kita bahwa Dia adalah Terang dunia, terang kita? Bersediakah kita untuk menjalankan perintahNya? 

Sewaktu Yesus bertemu orang buta sejak lahir, Dia merasa kasihan dengan Dia. Sadar akan peranNya sebagai terang dunia, Dia menghendaki agar orang buta ini melihat terang-Nya. Karena itu Dia melakukan sesuatu agar matanya bisa melihat terang. Kuasa Tuhan mulai bekerja dalam diri orang buta. Kuasa Tuhan melampaui kebutaan manusia. Dia mengoles tanah yang sudah dicampuri dengan ludah pada matanya. Kemudian Ia menyuruh si buta untuk membasuh mukanya di kolam Siloam. Si Buta mengikuti perintah Yesus. Dia membasuh mukanya di kolah Siloam. Hasilnya, matanya terbuka dan melihat terang. 
Buta bisa melihat terang karena dia memberi dirinya kepada Yesus dan membiarkan kuasa Yesus bekerja dalam dirinya. Si Buta taat pada perintah Yesus. Ketaatannya mendatangkan kesembuhan.

Satu ajaran menarik untuk kita bahwa kalau kita memberi diri kepada Tuhan dan membiarkan kuasa Tuhan bekerja di dalam diri kita, maka apa yang dikehendaki Tuhan pasti akan terjadi. Dan kalau kita selalu setia mengikuti perintah Tuhan, maka ketaatan kita pasti akan mendatangkan berkat bagi kita. 
Satu hal lagi yang menarik dari tingkah laku si Buta adalah ia percaya kepada Yesus dan sujud menyembah Dia. Yesus Kristus juga mengharapkan agar kita pun bersikap seperti orang buta supaya selalu percaya dan sujud menyembah Tuhan setiap saat.

Marilah saudara-saudari… Dalam masa persiapan untuk menyambut Paska, kebangkitan Kristus, kita harus bertobat dan meninggalkan kegelapan akibat dosa, dan dengan penuh percaya diri focus kepada terang yang sesungguhnya, yaitu Yesus Kristus yang adalah Terang dunia, Terang kita. 

Kita berdoa semoga Tuhan membantu kita agar mata hati kita selalu terbuka memandang wajah-Nya sehingga kita pun selalu didorong untuk memuji dan memuliakan nama-Nya. 

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: