Rabu, 04 Maret 2020

Siro Kamis, 27 February 2020

Bacaan Liturgi

Hari Kamis Sesudah Rabu Abu

Bacaan Injil
Luk 9:22-25

Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, 
ia akan menyelamatkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya
bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan, 
dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, 
lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga.
Kata-Nya kepada mereka semua, 
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, 
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, 
ia akan kehilangan nyawanya; 
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, 
ia akan menyelamatkannya.
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, 
tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Kamis, 27 Februari 2020                                                                                                                            RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Memikul Salib Bersama Kristus Akan Selalu Menguatkan Kita!
Lukas 9: 22-25

Saudara-saudari… Sekarang kita berada dalam masa Prapaska. Dalam masa ini kita merenungkan penderitaan dan kesengsaraan Kristus. Yesus Kristus adalah Mesias yang menderita. Ia menyelamatkan manusia lewat penderitaan. Sewaktu Yesus Kristus menceriterakan apa yang akan dihadapi-Nya, yaitu penderitaan, kita mendengar reaksi Petrus. Petrus menarik Yesus ke samping dan katakan kepada-Nya, bahwa hal itu tidak mungkin akan dialami-Nya. Konsep Mesias menurut Petrus adalah kemuliaan dan kekuasaan. Sebagai Mesias, Yesus tidak mungkin akan mengalami penderitaan. Kosep ini ditantang oleh Yesus Kristus. Karena kekeliruannya, maka Yesus menegur Petrus dan menyapanya: Setan! Menyapa Setan bukan berarti Petrus adalah  setan, bukan, tetapi karena konsepnya itu tidak sesuai dengan konsep Kristus. Mesias seungguhnya adalah orang yang diutus Allah untuk menyelamatkan manusia lewat penderitaan. 

Lewat Injil hari ini Yesus kembali mengingatkan para muridNya bahwa Dia akan menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. 

Dalam masa Prapaska ini kita kembali merenungkan semuanya itu dan dengan jujur melihat diri sendiri, bagaimana tanggapan kita akan kebaikan Yesus Kristus demi kita? Apakah kita sungguh mengikuti jejak-Nya, yaitu menyelamatkan sesama lewat penderitaan? Apakah kita pernah alami rasa sakit karena melayani sesama dan rasa sakit itu tidak membuat kita putus asa dan berhenti melayani, tetapi sebaliknya kita tetap setia melayani? Saya ingat pengalaman ST. Teresia dari Kalkuta. Setiap hari ia melayani orang sakit. Kadang dia merasa penat dan ketiadaan makanan untuk orang sakit dan miskin. Tetapi keadaan itu tidak membuat dia putus asa dan tinggalkan orang sakit dan miskin, tetapi sebaliknya, ia tetap berlangkah maju mencari bantuan. Terkadang ia dicaci maki malah diludai oleh orang kaya yang sombong, tetapi caci maki dan luda itu diterimanya dengan sabar dan tetap memohon belaskasihan dan kemurahan orang kaya untuk membantu mereka yang sakit dan miskin. Kesaksian hidup St. Teresia sudah merenggut dan merobah hati mereka yang kaya kepada kesediaan untuk melayani. St. Teresa sudah menobatkan banyak orang lewat kesaksian hidupnya. Siapakah yang membuat St. Theresa sanggup melangkah maju melayani sesama walaupun sering alami penderitaan? Kita percaya bahwa Tuhanlah yang memberinya kekuatan. Apakah kita juga selalu merasakan bantuan Tuhan dan tetap sanggup melayani sesama? 

Saudara-saudari… Hari ini Yesus kembali menantang kita, katanya: “Barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.” Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa kalau kita selalu merasa takut dan cepat putus asa di saat kita ditantang demi iman kita, maka kita akan kehilangan nyawa kita di saat pengadilan terakhir. Dalam hal ini iman dan perbuatan kita tidak dihayati dan diamalkan dalam hidup. Tetapi kalau iman dan perbuatan kita selalu dihayati dan diamalkan dengan baik, maka di saat pengadilan terakhir kita akan diselamatkan. Santa Teresia dari Kalkuta sudah menjalankan semuanya itu dalam kehidupan nyata. 

Marilah saudara-saudari… Berlomba-lombalah mewujud-nyatakan iman kita dalam perbuatan nyata lewat memberi sedekah, berdoa dan berpuasa demi kepentingan sesama. 

Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyertai dan menguatkan kita agar kita selalu merasa sanggup untuk memikul salib kita demi iman akan Kristus. 

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: