Senin, 23 Maret 2020

Siro Sabtu, 21 Maret 2020

Bacaan Liturgi

Hari Biasa Pekan Prapaskah III

Bacaan Injil
Luk 18:9-14

Pemungut cukai ini pulang ke rumahnya, sebagai orang yang dibenarkan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Sekali peristiwa,
Yesus menyatakan perumpamaan ini
kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar 
dan memandang rendah semua orang lain:
"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; 
yang satu adalah orang Farisi dan yang lain pemungut cukai.
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: 
Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, 
karena aku tidak sama seperti semua orang lain, 
aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah,
dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.
Aku berpuasa dua kali seminggu, 
aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, 
bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, 
melainkan ia memukul diri dan berkata, 
Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Aku berkata kepadamu: 
Orang ini pulang ke rumahnya 
sebagai orang yang dibenarkan Allah, 
sedang orang lain itu tidak. 
Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, 
dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Sabtu, 21 Maret 2020                                                                                                                          
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Rendah Hatilah Selalu Di Hadapan Tuhan!
Lukas 18:  9 – 14

Saudara-saudari…. Injil hari ini mengingatkan saya akan seorang yang selalu mengakui dirinya hebat sementara orang lain yang malas selalu digosipinya. Sekali waktu kami adakan doa bersama. Di saat kami diberi kesempatan mengungkapkan doa secara spontan, saya sungguh merasa terganggu dengan kata-kata doanya. Yang pasti dia punya maksud baik, tetapi cara dia ungkapkan doanya tidak benar. Dengan kuat dia berkata: “Tuhan, di luar sana banyak sekali orang yang malas berdoa, judi dan lupa akan Dikau. Saya tidak tahu Tuhan mengapa mereka demikian?”   
Saudara-saudari… Kita tahu arti doa. Doa adalah ungkapan isi hati kita kepada Tuhan. Doa yang benar adalah memuji dan memuliakan Tuhan karena Dia selalu memberkati kita. Dalam doa kita juga menyampaikan kekurangan diri kita: memohon berkat dan pengampunan atas dosa kita. 
Doa bukanlah kesempatan untuk melaporkan kesalahan orang lain dan memuji diri sendiri. 

Dalam Injilnya hari ini, Yesus Kristus dengan tegas memuji pemungut cukai. Menurut Yesus Kristus si pemungut cukai sudah membawa dirinya di hadapan Tuhan dengan penuh hormat dan sangat rendah hati. Dia sadar akan dosa-dosanya. Dia merasa bahwa dia sudah berdosa di hadapan Allah dan kini datang memohon belaskasihan Tuhan agar dosa-dosanya diampuni. Sementara orang Farisi, dengan sombongnya mengakui dirinya sebagai orang hebat. Ia membandingkan dirinya dengan orang lain. Ia dengan bangganya melitani segala kehebatannya, bahwa dia bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezina, dan juga bukan seperti pemungut cukai. Menurut Yesus doa seperti ini sungguh tidak berkenan kepada Tuhan. 

Dalam berdoa, kita tidak boleh membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Dalam berdoa, kita tidak boleh jadikan diri kita sebagai tolok ukur untuk orang lain. 
Tetapi sebaliknya dalam berdoa, kita expresikan isi hati kita secara tulus, ngomong tentang diri kita sendiri. Kita boleh mendoakan orang lain, seperti orang sakit, orang-orang yang membutuhkan pertolongan, atau memohon berkat Tuhan untuk orang lain, tetapi bukan menghakimi mereka. 

Marilah saudara-saudari… Jadikanlah kisah Injil hari ini sebagai inspirasi kita dalam hal berdoa. Rendah hatilah selalu dan ungkapkan isi hati kita secara tulus di hadapan Tuhan.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: