Rabu, 11 Maret 2020

Siro Minggu, 08 Maret 2020

Bacaan Liturgi 

Hari Minggu Prapaskah II
PF S. Yohanes a Deo, Biarawan

Bacaan Injil
Mat 17:1-9

Wajah-Nya bercahaya seperti Matahari.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Sekali peristiwa 
Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, 
dan bersama-sama mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. 
Di situ mereka sendirian saja.
Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; 
wajah-Nya bercahaya seperti matahari, 
dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
Maka nampak kepada mereka 
Musa dan Elia sedang berbicara dengan Yesus. 
Kata Petrus kepada Yesus, 
"Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. 
Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, 
satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
Sementara Petrus berkata begitu, 
tiba-tiba turunlah awan yang terang menaungi mereka, 
dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, 
"Inilah Anak yang Kukasihi, 
kepada-Nyalah Aku berkenan, 
dengarkanlah Dia!"
Mendengar itu tersungkurlah murid-murid Yesus 
dan mereka sangat ketakutan.
Lalu Yesus datang kepada mereka. 
Ia menyentuh mereka sambil berkata, 
"Berdirilah, jangan takut!"
Dan ketika mengangkat kepala, 
mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung, 
Yesus berpesan kepada mereka, 
"Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun 
sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."

Demikianlah Injil Tuhan.
====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Minggu, 08 Maret 2020                                                                                                                        
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema:  Berdirilah, Janganlah Takut!
(Matius 17: 1 - 9)

Saudara-saudari… Mendengar bacaan hari Minggu kedua masa Prapaska yaitu tentang Transfigurasi Yesus Kristus di puncak gunung, mungkin ada yang bertanya, mengapa bacaan tentang kemuliaan Yesus ini dimasukkan sebagai salah satu bacaan di masa Prapaska? Padahal konsentrasi kita di masa Prapaska ini adalah merenungkan kisah sengsara dan kematian Yesus Kristus? 

Saudara-saudari… Peristiwa Transifigurasi Yesus Kristus di atas gunung, yang disaksikan oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes, adalah satu kabar gembira bagi manusia, bahwa kehidupan kita akan berlanjut. Kehadiran Musa dan Elia, yang sudah berabad-abad secara fisik meninggal dunia tetapi kini jiwa mereka datang menjumpai Yesus Kristus dan bercakap-cakap dengan Dia, adalah bukti nyata bahwa kehidupan kita tetap berlangsung, tidak mati.  Jadi Transfigurasi Yesus Kristus dalam masa Prapaska ini sesungguhnya mau mengingatkan kita bahwa di balik kesengsaraan, kesedihan dan kematian tubuh selalu ada sukacita dan kehidupan baru. Kita boleh mengalami penderitaan tetapi di balik penderitaan itu selalu ada sukacita. 
Mendengar suara dari dalam awan: “Inilah Anak yang Kukasihi kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia,” ketiga para murid Yesus tersungkur dan sangat ketakutan. Tadinya mereka sangat bahagia dan malah meminta Yesus kalau boleh mereka dirikan tiga kemah, satu untuk Musa, satu untuk Eli dan satu untuk Yesus,” tetapi kini mereka sangat ketakutan. Mengapa mereka takut? Mereka takut karena kesadaran akan keterbatasan mereka sebagai manusia berdosa. Mereka merasa tidak sanggup menghadapi Tuhan. Tetapi Yesus mendekati mereka dan menguatkan mereka. Yesus menyuruh mereka berdiri dan katakan kepada mereka jangan takut. Kehadiran dan sabda Yesus sudah membangkitkan semangat dan keberanian bagi mereka untuk berlangkah maju. 
Pengalaman ketakberdayaan dan ketakuatan para murid Yesus ini mengingatkan kita akan situasi hidup kita sendiri. Betapa sering kita alami hal yang sama, bahwa di saat kita sadar akan kelemahan dan dosa kita, kita merasa takberdaya dan takut akan Allah. Kadang kita merasa sungguh tak layak menghadapi dan memandang wajah Tuhan. Betapa sering di saat kita sadar akan kelemahan dan dosa, kita lupa bahwa Yesus selalu ada bersama kita dan bersabda kepada kita: “Berdirilah dan jangan takut!” Sabda Yesus ini sesungguhnya mau mengingatkan kita bahwa Yesus datang ke dunia bukan untuk mencari orang yang suci dan tak berdosa, bukan mencari orang yang kuat dan hebat, tetapi datang mau mencari orang yang hilang, berdosa, lemah dan takberdaya. Ia datang mau membawa orang berdosa yang bertobat kembali kepada Allah. Karena itu Dia berkata: berdirilah…jangan takut…Aku datang mau membawa kalian kepada Bapa, ikutilah Aku!

Marilah saudara-saudari… Dalam masa Prapaska ini manfaatkanlah kesempatan yang baik ini untuk mendengarkan suara Tuhan. Mungkin Sabda yang sama: Berdirilah, Jangan Takut, selalu diucapkanNya untuk kita.  Kalau memang kita takut dan tak berdaya di hadapan Tuhan karena dosa dan kesalahan kita, maka percayalah selalu, Tuhan sangat mencintai kita, berdirilah, jangan takut, Tuhan selalu siap menyambut kita, karena kita adalah anak-anakNya.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: