Kamis, 18 Juli 2019

Siro Jumat, 19 July 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XV

Bacaan Injil
Mat  12:1-8

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.

Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

Tetapi Yesus menjawab, "Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar? Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam. Atau tidakkah kalian baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah? Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah.

Seandainya kalian memahami maksud sabda ini, 'Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,' tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Demikianlah Injil Tuhan.
=====================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                
Jumat, 19 Juli 2019                                                                                                                             
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kebutuhan Pokok Manusia Selalu Jadi Prioritas Tuhan!                                    

Matius 12:1-8

Saudara-saudari.... Dalam 10 perintah Allah, kita sudah menghafal bahwa isi perintah ketiga dari 10 perintah Tuhan adalah kuduskanlah hari Tuhan. Orang Yahudi khususnya ahli Taurat, para imam dan orang Farisi sangat mengutamakan hukum. Semua umat Israel dituntut supaya mengikuti perintah itu secara harafia. Siapa yang melanggar perintah itu akan dihukum.

Lewat Injil hari ini kita mendengar bagaimana orang Farisi menantang Yesus katanya: “Lihatlah murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” Menurut orang Farisi, hari Sabat adalah hari khusus untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Hari di mana manusia memuji kebaikan Tuhan.

Saudara-saudari... Kalau kita amati secara teliti, orang Farisi sepertinya tidak mempermasalahkan kegiatan memetik bulir gandum milik orang lain, yang sebenarnya perbuatan itu tergolong perbuatan salah, mengambil barang milik orang lain tanpa izin. Tetapi yang mereka masalahkan adalah melakukan sesuatu pada hari Sabat yang secara hukum hari ini adalah hari kudus, hari istirahat. Orang Farisi tidak memasalahkan soal keadilan, merampas hak milik orang lain, memetik bulir gandum milik orang lain, tetapi yang dipermasalahkan adalah soal kesucian hari Sabat.  Mereka menutup mata akan perampasan barang milik orang lain tetapi mengutamakan hukum tertulis.
Sementara Yesus Kritus melihat perbuatan para murid-Nya dari sudut kebutuhan hakiki dari setiap manusia. Bagi Yesus, kebutuhan hakiki manusia harus diprioritaskan sementara yang lain akan diatur kemudian. Yesus melihat bahwa para muridnya sangat lapar. Kelaparan kalau dibiarkan akan menimbulkan masalah baru, bisa sakit, lemah, ketiadaan tenaga. Situasi itu bisa mendatangkan malapetaka.  Yesus Kristus bersoal jawab dengan para kaum Farisi. Yesus Kristus membela para murid-Nya dengan menggunakan pengalaman Raja Daud yang sudah ditulis dalam Kitab Suci. Raja Daud merasa kasihan dengan para prajuridnya. Mereka sangat kelaparan. Tidak ada makanan selain roti sajian yang tidak boleh dimakan oleh umat biasa selain para imam. Tetapi Imam memberi izin dan roti itu dimakan oleh Raja Daud bersama prajuridnya yang kelaparan. Bagi Yesus, pengecualian selalu saja bisa dibuat yang terpenting punya alasan yang sangat mendasar. Yesus selalu prioritaskan kebutuhan fisik manusia. Yesus utamakan belaskasihan bukan hukum yang sangat mendetail dengan segala aturannya; Yesus utamakan keselamatan jiwa raga bukan tuntutan-tuntutan hukum yang mematikan jiwa raga manusia. Kurban dan peraturan gereja semuanya baik, tetapi jangan menjadikan kurban dan peraturan itu sebagai penghalang keselamatan manusia. Kebutuhan hakiki manusia harus selalu diprioritaskan. Belaskasihan harus dinomor satukan sementara hukum dan peraturan perlu disesuaikan dengan keadaan manusia.

Saudara-saudari... Yesus sudah memberi kita contoh hidup. Kita ingat hukum dan aturan agama Yahudi, bahwa kalau ada yang sakit kusta harus dikucilkan, tetapi Yesus merangkul mereka itu dan memberi mereka kesembuhan. Wanita yang ditangkap basah dibawa ke depan Yesus agar dihukum, tetapi Yesus sama sekali tidak menghukumnya, ia mengampuni dia. Itulah Yesus, Ia sangat murah hati dan berbelaskasihan kepada manusia.

Bagaimana sikap kita terhadap hukum dan peraturan? Apa yang selalu menjadi prioritas kita? Hukum atau kebutuhan manusia? Belaskasihan atau peraturan?

Marilah saudara-saudari... ikutilah contoh hidup Yesus Kristus. Utamakan belaskasihan dari pada peraturan. Di saat kita mati, bukan soal pelaksanaan hukum dan aturan yang akan dipertanyakan tetapi soal belaskasihan. Soal memberi makan, memberi minum, melayani sesama dll.

Kita berdoa semoga Tuhan selalu sadarkan kita akan pentingnya melayani sesame dan prioritaskan kebutuhan pokok manusia.

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Tidak ada komentar: