Selasa, 02 Juli 2019

Siro Senin, 24 Juni 19

Bacaan Liturgi

HR Kelahiran S. Yohanes Pembaptis

Bacaan Injil
Luk 1:57-66.80

Namanya adalah Yohanes.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itugenaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."Kata mereka kepadanya, "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian."

Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu.Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, "Namanya adalah Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, "Menjadi apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah Injil Tuhan.
=======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                   
Senin, 24 Juni 2019                                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Ketekunan Dan Kesetiaan Kita Akan Membuahkan Berkat!
Lukas 1:57-66.80

Saudara-saudari... Hari ini kita merayakan pesta kelahiran St. Yohanes Pembaptis. Sembari merayakan Pesta kelahiran Yohanes Pembaptis, pikiran saya lari ke rumah keluarga Zakharia. Saya membayangkan sukacita Zakharia dan Elizabet pada waktu itu. Pada waktu itu, keluarga Zakharia mengalami dua peristiwa iman yang sangat luar biasa. Yang pertama adalah peristiwa kelahiran Yohanes dan yang kedua adalah peristiwa kesembuhan Zakharia dari kebisuannya. 
Kelahiran Yohanes adalah satu peristiwa iman. Tuhan sendiri yang mengumumkan kepada Zakharia. Lewat Malaikat, Tuhan berkata kepada Zakharia: “Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia  Yohanes.” Ketekunan iman dan kesetiaan dari Zakharia dan Elisabet dalam menjalankan perintah Tuhan kini sudah mendatangkan berkat bagi keluarganya. Elisabet yang dianggap mandul dan yang sudah lanjut umurnya, kalau menurut perhitungan ilmu kedokteran, tidak mungkin bisa mengandung dan melahirkan anak, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu selalu mungkin. Satu peringatan untuk kita supaya selalu tekun berdoa dan jangan pernah tinggalkan iman, apa pun tantangan hidup yang kita alami. Zakharia dan Elisabet dikenal sebagai keluarga saleh dan sangat bertanggungjawab menjalankan tugas dan kewajiban agamanya. Mereka tidak pernah putus asa walaupun sudah lama tidak mendapat anak. Kesaksian hidupnya yang begitu baik sudah menggerakan hati Tuhan. Tuhan membalas ketekunan dan kesetiaan mereka dengan satu hadiah yang sangat luar biasa, yaitu, ANAK -  BUAH CINTA, kerinduan dari semua pasangan suami istri. Kehadiran BAYI ini sudah mendatangkan suka-cita yang sangat luar biasa bagi keluarga Zakharia.
Yang kedua, Peristiwa kesembuhan Zakharia dari kebisuannya. Kebisuannya terjadi sesudah Malaikat memberitahukan kepada Zakharia bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia harus menamainya Yohanes.  Sewaktu Zakharia mendengar berita gembira ini, ia sepertinya meragukannya. Karena itu ia berkata kepada Malaikat: “Bagaimanakah aku tahu bahwa hal itu akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan istriku sudah lanjut umurnya.” Satu reaksi normal sebagai manusia, yang mengerti akan hukum biologis tentang seorang wanita. Pada waktu itu, sepertinya Zakharia tidak memikirkan kuasa Tuhan, bahwa bagi Tuhan segalanya mungkin. Sebagai jawaban atas keraguannya, ia diberi satu tanda, yaitu ia menjadi BISU pada waktu itu juga! Kebisuan Zakharia adalah symbol ketak-berdayaan manusia; ketak-berdayaan Zakharia  di hadapan Allah. Dalam kebisuaan Zakharia, Tuhan tetap menjalankan kuasa ke-Allah-anNya. Kuasa Allah kembali bekerja secara nyata di dalam rumah Zakharia di saat sanak-saudara Zakharia mendiskusikan nama apa yang akan diberikan kepada anak yang baru dilahirkan itu. Di saat Zakharia menuliskan kata-kata di batu tulis: “Namanya adalah Yohanes!” semua orang heran dan pada saat yang sama, TERBUKALAH MULUTNYA DAN TERLEPASLAH LIDAHNYA, lalu ia berkata-kata dan memuji Tuhan. Kuasa Allah selalu bekerja dalam diri Zakharia. Tuhan yang membisukan, Tuhan juga yang menyembuhkannya.
Marilah saudara-saudari... Belajarlah dari keluarga kudus ini, Zakharia dan Elisabet. Karena ketekunan dan kesetiaan menjalankan perintah Tuhan, maka mujizat terjadi ke atas keluarga mereka.

Kita berdoa semoga Tuhan pun selalu mengadakan mujizat dalam keluarga dan diri kita masing-masing.

Kita memohon Zakharia, Elisabet dan Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen!

Tidak ada komentar: