Rabu, 03 Juli 2019

Siro Kamis, 04 July 19


Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XIII
PF S. Elisabet dari Portugal

Bacaan Injil
Mat 9:1-8
Mereka memuliakan Allah karena Ia telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka dibawalah kepadanya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh, "Percayalah, anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, "Ia menghujat Allah!" Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, "Mengapa kalian memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan, 'Dosamu sudah diampuni' atau mengatakan, 'Bangunlah dan berjalanlah?' Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh, "Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu, dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, lalu pulang.

Maka orang banyak yang melihat hal itu takut, lalu memuliakan Allah, karena Ia telah memberikan kuasa sedemikian besar kepada manusia.

Demikianlah Injil Tuhan

======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                              
Kamis, 04 Juli 2019                                                                                                                               
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Prioritaskan kesembuhan jiwa maka kesembuhan badan pun akan berjalan lancar!

Matius 9:1-8

Saudara-saudari... Injil hari ini mengisahkan penyembuhan seorang lumpuh. Yesus ditantang oleh ahli Taurat, sewaktu Yesus berkata kepada orang lumpuh: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” Pernyataan Yesus ini dianggap oleh ahli Taurat sebagai pengujatan akan Allah. Menanggapi reaksi negatip dari ahli Taurat itu, Yesus memperkenalkan dirinya supaya mereka sadar, bahwa Dia punya kuasa untuk mengampuni dosa manusia. Katanya: “Supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.” Sebagai Tuhan, Yesus tahu bahwa penyebab kelumpuan orang sakit ini adalah karena dosa. Karena itu, Yesus langsung menyembuhkan akar kelumpuhannya. Sesudah akarnya disembuhkan, maka proses penyembuhan fisiknya akan berjalan lancar.

Kalau kita amati perbuatan Yesus dalam proses menyebuhkan orang sakit, pendekatanNya sangat berbeda dengan pendekatan manusia, khusunya pendekatan para medis. Pendekatan para medis biasanya memulai dengan diagnosa, kemudian melakukan tindakan medis agar kesehatan pasien bisa dipulihkan. Yesus tidak melakukan diagnosa. Ia tidak tanya proses sakit seseorang; tidak tanya sudah berapa lama sakitnya; juga tidak tanya umur dan obat yang sudah diminum oleh pasien. Yang dibuatNya adalah langsung mengampuni dosa pasien dan memberinya kesembuhan. Menurut Yesus, akar penderitaannya adalah dosa. Kita manusia tidak tahu, apa sesungguhnya dosa orang lumpuh ini. Jangan-jangan karena dosa tidak mencintai diri sendiri; dosa yang selalu utamakan kemauan daging daripada kehendak Tuhan. Seperti minum alkohol tanpa ukur, makan makanan berlemak tanpa karuan. Yang pasti bahwa Yesus Kristus tahu apa dosa orang lumpuh ini. Karena itu Ia memberi pengampunan atas dosanya. Penyembuhan jiwa menjadi jalan lapang bagi kesembuhan fisik.

Apa yang dilakukan Yesus ini, mengingatkan saya akan satu pengalaman nyata yang dialami oleh teman saya.  Pada suatu hari terjadi salah paham antara teman saya dengan seorang teman. Kesalah-pahaman itu membuatnya sakit. Ia diberi obat untuk memulihkan sakitnya, tetapi sakitnya tidak juga sembuh-sembuh. Tetapi sesudah menerima sakramen pengampunan dosa dan disusul dengan acara rekonsiliasi dengan temannya, maka ia pun kembali sehat.
Dosa, yang berhubungan dengan kehidupan jiwa kita, bisa melumpuhkan tubuh kita.

Beberapa minggu yang lalu, saya ditelpon oleh seorang anggota Siraman Rohani. Katanya, bahwa seorang bapa dalam keadaan sakratmaut dan selalu gelisah.  Dia tanya saya, apa yang harus mereka buat? Saya menganjurkan, supaya meminta semua anaknya secara pribadi ngomong secara terbuka, bisik di telinga bapa mereka: “Ucapkan terima kasih atas segala kebaikan bapa dan mohon maaf dan memberi maaf kepadanya.” Anjuran diterima dan dijalankan. Sesudah semua anak secara terbuka luapkan isi hati mereka kepada bapa mereka, si Bapa meninggal dengan damai.

Satu peringatan yang sangat baik untuk kita, bahwa adalah sangat penting untuk menyembuhkan jiwa kita. Penyembuhan jiwa harus diprioritaskan.  Kita semua alami luka batin. Luka batin itu harus disembuhkan. Penyembuhan jiwa atau luka batin itu bisa dijalankan lewat menerima Sakramen Pengakuan dan perdamaian langsung dengan pihak  yang bersalah. Sekali luka jiwa atau luka batin sembuh, maka luka-luka lahiriah akan dengan gampang disembuhkan.

Marilah saudara-saudari...  Kita berdoa semoga Tuhan selalu menyadarkan kita akan dosa-dosa kita dan menggerakkan kita untuk mengakui dosa dan berdamai dengan sesama agar dengan demikian kita pun boleh mengalami kesembuhan jiwa raga kita.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

Tidak ada komentar: