Senin, 29 Juli 2019

Siro Selasa, 30 July 19

Bacaan Liturgi

Hari Biasa, Pekan Biasa XVII
PF S. Petrus Krisologus, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat  13:36-43

Seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Yesus meninggalkan orang banyak, lalu pulang. Para murid kemudian datang dan berkata kepada-Nya:,"Jelaskanlah kepada kami arti perumpamaan tentang lalang di ladang itu."

Yesus menjawab, "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia. Ladang ialah dunia. Benih yang baik adalah anak-anak Kerajaan dan lalang adalah anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman, dan para penuai itu malaikat.

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!"

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                 
Selasa, 30 Juli 2019                                                                                                                                  
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Tuhan Selalu Sabar Dengan Manusia!
                                                                          
Matius 13:31-35

Saudara-saudari... Dalam kehidupan bermasyarakat, kita alami bahwa ada orang yang begitu cepat mengambil kesimpulan dan menghakimi sesama tanpa melalui penelitian dan mengetahui latar-belakang persoalan; tetapi ada juga yang begitu bijaksana, mendengar dengan baik ceritera dari pribadi yang lain, bertukar pikiran dan sama-sama mencari jalan keluar kalau memang ada persoalan yang perlu diselesaikan.
Betapa sering terjadi pertikaian dalam masyarakat hanya karena salah pengertian. Ada pribadi yang cepat-cepat mengambil kesimpulan tanpa mengetahui detail ceritera dan persoalan orang lain.
Pernah terjadi ada seorang suami memukul istrinya bersama seorang pemuda di depan umum karena ia melihat bahwa keduanya berjalan sambil bergandengan tangan. Tanpa bertanya siapakah laki-laki itu, si suami langsung menempeleng istrinya dan pemuda itu. Sesudah mendapat penjelasan dari istrinya, si suami merasa sangat malu dan harus membayar ganti rugi, karena pemuda yang dipukulnya itu adalah saudara sepupuh dari istrinya, yang sudah lama tidak bertemu dan tinggal di tempat lain. Kalau saja si suami adalah seorang yang bijaksana, dia seharusnya menyapa dulu keduanya dan meminta istrinya untuk memperkenalkan kepadanya siapakah laki-laki itu. Tetapi karena ketidak sabaran dan cemburu, ia langsung memukul keduanya. Perbuatan buruknya sudah menghasilkan malapetaka baginya. Ia harus membayar ganti rugi, baik kepada istrinya maupun saudara sepupu sang istri.

Saudara-saudari... Lewat Injil hari ini, Yesus mengajar kita untuk bersabar dan tidak cepat-cepat menghakimi sesama. Yesus juga mengingatkan para murid-Nya, bahwa setan selalu berkeliaran mau menghancurkan benih Sabda Tuhan yang sudah disemaikan dalam diri manusia.  Setan dan Tuhan sama-sama mau memiliki manusia. Tetapi kuncinya ada pada keputusan manusia, apakah dia memilih Tuhan atau setan. Tuhan pada dasarnya selalu memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih. Tuhan selalu memberi kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki dirinya, agar boleh diselamatkan dan dibenarkan pada penghakiman terakhir. Yang pasti, bahwa ada pengadilan terakhir. Kebaikan yang dibuat oleh manusia selama hidupnya akan mendatangkan keselamatan baginya, sementara kejahatan yang dilakukannya akan mendatangkan kegelapan.

Pertanyaan untuk kita: apakah kita selalu memanfaatkan kesempatan semasih kita hidup untuk cepat-cepat memperbaiki diri atau kita selalu menunda-nunda kesempatan untuk memperbaiki diri kita?
Di saat terjadi perbedaan pendapat atau salah pengertian: apa yang selalu kita buat? Apakah kita saling membuka diri dan saling mendengarkan atau kita cepat-cepat mengambil keputusan dan mengadili sesama?

Marilah saudara-saudari... Belajarlah dari Tuhan untuk selalu bersabar dan saling mendengarkan.

Kita berdoa, semoga Tuhan senantiasa meneguhkan iman kita dan membuka mata dan telinga iman kita agar kita selalu bisa melihat dengan secara teliti apa yang sedang terjadi dan akar masalah dari suatu persoalan, sambil membuka telinga hati kita untuk saling mendengarkan dengan baik, dan yang paling penting membuka telinga hati kita untuk mendengarkan bisikan Roh Kudus, agar kita  bisa mengambil satu keputusan sesuai dengan kehendak Roh Kudus. 

Kita memohon Bunda Maria untuk selalu mendoakan kita. Amin.

Tidak ada komentar: