Minggu, 14 Juli 2019

Siro Senin, 15 July 19


Bacaan Liturgi
Hari Biasa, Pekan Biasa XV
PW S. Bonaventura, Uskup dan Pujangga Gereja

Bacaan Injil
Mat  10:34-11:1
Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hariYesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, "Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperolehnya kembali.

Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya."

Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.
======================
SIRAMAN ROHANI                                                                                                                    
Senin, 15 Juli 2019                                                                                                                              
RP Fredy Jehadin, SVD

Tema: Kristus Adalah Penyelamat Kita Dan Dalam Dia Tidak Ada Yang Hilang!
                                                                                                    
Matius 10: 34 – 11:1

Saudara-saudari... Sebelum masuk seminari, Markus - bukan nama aslinya- bekerja sebagai guru. Dia mengajar di SMP. Kerinduannya untuk menjadi imam sesungguhnya sudah muncul semasih di Sekolah Dasar. Sesudah tamat SMP, dia mendekati orangtuanya dan sampaikan kerinduannya untuk menjadi imam. Tetapi tanggapan orangtua sangat negatip. Kemudian Markus masuk SMA. Selagi di SMA, ia kembali sampaikan niatnya untuk menjadi imam, tetapi Bapanya berkata: “Kalau engkau nekad mau menjadi imam, engkau masuk Sekolah Guru dulu kemudian mengajar beberapa tahun dan dari gajimu engkau harus buat satu rumah untuk keluarga sebagai balas jasa orangtua.”  Mendengar persyaratan itu, Markus berjuang selesaikan SMAnya, kemudian melamar kuliah di Sekolah Pendidikan Guru. Sesudah dua tahun di Sekolah Pendidikan Guru, Markus diwisuda. Tahun berikutnya ia ditempatkan di salah satu SMP  di wilayahnya. Markus bekerja selama 4 tahun. Selagi mengajar di SMP, Markus tetap mengadakan koresponden dengan Direktur Panggilan SVD. Selama 4 tahun, Ia juga berjuang mendirikan satu rumah semi permanen untuk orangtuanya. Begitu rumah selesai didirikan, Markus katakan kepada orangtuanya: “Tahun depan saya masuk Postulansi SVD. Saya sudah mendapat surat penerimaan dari SVD.” Mendengar berita itu, kedua orangtuanya kaget. Awalnya mereka sangat tidak setuju. Tetapi Markus tetap ngotot. Katanya: “Permintaan Bapa Mama sudah saya layani, kini sudah tiba waktunya saya ikuti panggilan Tuhan.” Keputusan Markus sungguh tidak menyenangkan keluarga, tetapi Markus percaya, bahwa dia akan tetap selamat selama dia ada bersama Kristus. Kini Markus duduk di tingkat dua Teologi di salah satu negara di Eropa. Dua tahun lagi dia akan ditahbiskan jadi imam.

Saudara-saudari... Hari ini Yesus dengan tegas katakan: “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya...”  Memisahkan orang dari orangtuanya bukan bermaksud buruk, tetapi untuk menjalankan tugas keselamatan, mewartakan kerajaan Allah. Dari pengalaman, ada keluarga yang tidak setuju anaknya masuk biara atau seminari, tetapi karena anaknya tetap berjuang untuk masuk dan tekun mengikuti pembinaan dalam seminari atau biara, maka pertentangan yang terjadi di tahun-tahun awal akan pelan-pelan berubah menjadi baik. Orangtua yang  awalnya begitu keras, pelan-pelan berubah menjadi lembut dan turut mendukung anaknya. Hal itu bisa terjadi karena Tuhan selalu turut campur tangan dalam urusan keluarga. Doa dari mereka yang tekun dalam iman selalu dikabulkan Tuhan. Tuhan yang adalah penyelamat kita selalu berjuang dengan caranya untuk membawa perdamaian ke dalam keluarga, di mana salah satu anggota keluarganya menjadi pekerja Tuhan. Bersama Tuhan, segala sesuatu selalu mungkin terjadi. Dan dalam Kristus tidak ada yang hilang.

Marilah saudara-saudari bersama Maria kita berdoa: Tuhan bantulah kami agar kami selalu ada bersama-Mu dan Kehendak-Mu selalu menjadi prioritas kami. Dalam nama Kristus kami berdoa. Amen!

Tidak ada komentar: